Kampus ITS, ITS Online – Prof Irmina bakal dilantik menjadi guru besar ITS ke-103 dalam bidang Ilmu Katalis Heterogen. Hal ini merupakan pencapaian luar biasa yang diperoleh Irmina. Terlebih saat ini masih belum ada seorang wanita yang menjadi guru besar di jurusan tempatnya mengabdi, Kimia.
Irmina kini juga menjadi satu-satunya guru besar wanita di lingkungan FMIPA ITS, setelah Prof Dra Susanti Linuwih MStat PhD pensiun tahun lalu. Memang secara keseluruhan, jumlah guru besar wanita di ITS pun terbilang tidak banyak. Oleh karena itu, Irmina sangat bersyukur atas prestasi yang telah diraihnya. “Ada beberapa guru besar wanita di ITS, tapi jumlahnya sedikit dan mungkin banyak yang sudah senior,” ujar wanita berusia 48 tahun ini.
Dosen Jurusan Kimia ini memang sangat senang mendalami bidang ilmu katalis. Ia mengatakan bahwa katalis memiliki peranan yang sangat besar dalam kemajuan industri. Di era modern, katalis merupakan penopang terbentuknya material-material penting yang digunakan manusia sehari-hari.
Oleh karena itu, sejak kembali dari pendidikan doktornya di Humboldt University Jerman pada tahun 2003, ia telah banyak melakukan riset tentang katalis. Bahkan pada tahun 2010 lalu, Irmina berhasil mematenkan salah satu hasil penelitiannya, yaitu Proses Pembuatan Zeolit NaA dari sekam padi sebagai katalis pada reaksi denitrifikasi.
Hasil penelitian Irmina pun berhasil dipublikasikan di berbagai jurnal internasional. “Hingga saat ini sudah ada delapan publikasi saya yang dimuat di jurnal internasional yang terindeks scopus,” tuturnya bangga. Ia menambahkan bahwa hal itu tak lepas dari dukungan semua pihak yang terlibat. Baik rekannya sesama peneliti, maupun mahasiswa.
Tak hanya penelitian, kemampuan Irmina di bidang ilmu katalis juga diterapkan untuk membantu masyarakat. Tahun 2008 lalu, Irmina sempat melakukan sosialisasi terkait proses pembuatan tahu dan tempe di daerah Jombang.
“Cuka dari air kelapa dimanfaatkan sebagai katalis dalam proses pembuatan tempe dan tahu,” terang Irmina. Lebih lanjut ia mengatakan, hal itu dapat meminimalisir kandungan protein yang terbuang dari tahu dan tempe selama proses pembuatan.
Peraih predikat Magna Cumlaude dalam bidang Kimia Organik dan Kimia Umum di Jerman ini rencananya dikukuhkan jabatan guru besarnya, Rabu (9/5) mendatang. Ia berharap semua hasil penelitiannya yang telah dipublikasikan dapat bermanfaat dan dilanjutkan ke penelitian yang lebih lanjut. (ald/fz)
Sumber: Berita ITS