Masteria, dosen yang memiliki nama lengkap Masteria Yunovilsa Putra, merupakan dosen baru Jurusan Kimia FMIPA ITS. Dosen yang sangat tertarik akan dunia laut ini, memilih bidang marine natural product sebagai fokus penelitiannya. Tak heran, sejumlah bahan dari laut sukses disulapnya menjadi berbagai jenis obat. Berkat penelitian tersebut, beliau berhasil menjadi finalis dalam International Conference on Medicinal Chemistry and Timmerman Award (ICMCTA) 2013.
Beliau bercerita bahwa dunia marine natural product telah digelutinya sejak menempuh jenjang sarjana di Universitas Andalas. Pada awalnya beliau mendapat tawaran untuk melakukan penelitian di daerah Mentawai, Bali, dan Lombok dari salah satu perusahaan farmasi di Italia. Sejak saat itulah beliau semakin tertarik untuk memperdalam marine natural product.
Dosen yang juga alumni salah satu perguruan tinggi di Italia ini, menggunakan spons sebagai bahan penelitiannya. Penelitian tersebut berhasil mengantarkannya dalam penemuan zat anti malaria. Beliau mengaku bahwa spons yang digunakan sebagai bahan penelitiannya diambil dari perairan Indonesia, yaitu di laut Bunaken. Sebab, sejak awal Masteria memang ingin mengembangkan potensi sumber daya alam Indonesia.
Hal yang sama juga ia lakukan ketika menempuh pendidikan doktor nya. Ia memutuskan untuk meneliti koral yang berada di Bunaken. Kala itu, ia berusaha meneliti beberapa senyawa aktif pada koral untuk mendapatkan senyawa glikolipid dengan gugus asitilen. “Biasanya glikolipid di alam itu gugusnya OH. Tapi saya berhasil menemukan gugus asetilen pada glikolipid,” paparnya.
Masteria menjelaskan bahwa senyawa tersebut dapat digunakan sebagai obat anti inflamatori. Obat tersebut dapat digunakan untuk menekan rasa sakit atau nyeri pada beberapa jenis penyakit. Dalam pengembangan risetnya, Masteria berkeinginan untuk menggandeng Tokyo University agar dapat melanjutkan riset di Jepang. “Banyak hal yang harus dipelajari soal soft coral,” katanya.
Setidaknya terdapat lima jurnal internasional yang berhasilkan diterbitkan lewat penelitian ini. “Beberapa jurnal lagi akan menyusul,” tambahnya. Jurnal tersebut mengantarkan Masteria untuk menjadi editor di beberapa website publikasi jurnal. Kini, ia menjadi editor in chief di Journal of Coastal Life Medicine dan editorial board member di Asian Pacific Journal of Tropical blome.
Pengalaman Menyelam
Saat ditemui di laboratorium Geokimia Organik Jurusan Kimia FMIPA ITS, beliau bercerita soal pengalamannya menyelam dan mencari biota laut yang sesuai dengan risetnya. Diakuinya, kegemaran menyelam bermula sejak tahun 2007. Tak heran, ia pun sudah mengantongi sertifikat menyelam. “Sertifikat menyelam saya kelas advance dengan jam terbang 200 meter per jam,” tuturnya bangga.
Tak hanya di Indonesia, Masteria pernah menyelam di beberapa laut di benua Eropa. Ia merasakan perbedaan antara laut antara laut Indonesia dan laut di Eropa, terutama dalam hal suhu. Selain itu, Masteria menjelaskan bahwa laut di Indonesia pun lebih jernih dari pada laut di negara lain. “Bila menyelam di laut Indonesia, kita bisa melihat pemandangan bawah laut dengan jelas. Kalau di laut Mediterania agak susah melihat ke bawah laut,” tutupnya. (py)
I read a lot of interesting posts here. Probably you spend a lot of time writing,
i know how to save you a lot of time, there is an online tool that
creates readable, google friendly posts in seconds, just type in google
– laranitas free content